PERIODESASI PERKEMBANGAN BUDAYA KEHIDUPAN AWAL DI INDONESIA
PERIODESASI PERKEMBANGAN BUDAYA KEHIDUPAN AWAL DI INDONESIA
Bagaimana cara menentukan
usia peninggalan sejarah?
Dalam
menentukan usia peninggalan sejarah maka terdapat tiga cara, sebagai berikut;
1. Tipologi
Tipologi adalah cara penentuan umur berdasarkan bentuk (tipe) benda
peninggalan. Makin sederhana bentuk benda maka makin tua usia benda tersebut.
Namun cara ini efektifitasnya masih diragukan karena benda yang sederhana belum
tentu dibuat terlebih dahulu dari benda yang lebih sempurna pembuatannya.
2.
Stratigrafi
Stratigrafi adalah suatu cara penentuan umur relative berdasarkan
lapisan tanah dimana benda berasal. Makin bawah lapisan tanah maka semakin tua
benda yang ditemukan. Namun efektifitas cara ini masih diragukan karena akibat
ulah manusia permukaan tanah dapat teraduk. Sehingga hanya ahli geologi saja
yang mampu menentukan jenis lapisan tanah.
3.
Kimiawi
Cara kimiawi ialah cara penentuan umur berdasarkan kandungan
unsur-unsur kimianya. Misalnya, unsur C14 (Carbon 14) atau unsur Argon.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap tahapan perkembangan kebudayaan
dan kehidupan awal masyarakat di
Indonesia maka dilakukan periodisasi berdasarkan hasil budaya dan berdasarkan
sosial ekonomi (mata pencaharian)
Di tinjau dari hasil hasil kebudayaan masayarakat awal indonesia maka
dapatdilakukan periodesasi sebagai
berkut:
A. Zaman batu
Sesuai
dengan namanya, zaman batu merupakan suatu masa atau zaman yang mana
masyarakatnya masih menggunakan peralatan yang terbuat dari batu. Peralatan
yang dibuat tersebut berguna untuk meringankan kegiatan dan
aktivitas yang dilakukan manusia. Karena semua barang atau peralatannya
terbuat dari batu tidak heran jika zaman ini sering disebut sebagai zaman batu.
Perlu diketahui bahwa pada zaman batu ini logam dan bahan-bahan lainnya masih
belum dikenal.
Sehingga
satu-satunya jalan yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan batu agar memudahkan
berbagai kegiatan yang dilakukan pada masa itu. Umumnya alat dari batu ini
digunakan untuk mencari makan dan juga mempertahankan hidupnya.
Selain
menggunakan batu, pada masa ini juga menggunakan kayu untuk bertahan hidup.
Namun hingga saat ini tidak ditemukan fosilnya karena adanya proses pelapukan
dan tidak tahan lama. Jadi bisa disimpulkan bahwa ciri-ciri zaman batu ini
yaitu hampir semua peralatan yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari terbuat
dari batu.
Zaman Batu Dibagi
Menjadi Beberapa Tahap Perkembanngan Sebagai Berikut:
1. Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Paleolitikum berasa dari dua kata yaitu paleos yang berarti tua
dan lithos
yang berarti batu. Paleolitikum merupakan zaman batu tua dimana alat-alat batu
yang digunakan oleh manusia purba dihasilkan melalui metode yang masih kasar.
Hasil kebudayaan
- Alat-alat kebudayaan paleolitikum digunakan untuk berburu hewan buruan
seperti membunuh, memotong, dan menguliti daging selain itu digunkan untuk
menggali umbi-umbian dan memakan buah-buahan.
- Berdasarkan tempat penemuan sebagian besar alat-alat zaman paleolitikum
ditemukan didaerah jawa timur, tepatnya
didesa ngandong , pacitan.
- Sehingga paleolitikum oleh para ahli dikelompokan menjadi 22 yaitu
kebudayaan pacitan dan kebudayaan ngandong.
Kebudayaan Pacitan
- Hasil Kebudayaan pacitan pertama kali ditemukan oleh G.H.R. Von
Koenigswald tahun 1935 di
Kalibaksoko, Punong Pacitan Jawa Timur.
- Alat-alat kebudayaan pacitan pada umumnya terbuat dari batu, yaitu:
1) Kapak genggang
- Kapak genggam, memiliki kemiripan dengan kapak dan digunakan dengan cara
digenggam.
- Dalam proses pembuatanya dua batu saing dibenurkan hingga runcing dan
memiliki ketajaman.
- Digunakan untuk memotong dan menguliti daging.
2) Kapak perimbas
- Benuk mirip dengan kapak gengam namun runcing pada alah satu sisi.
- Kapak perimbas digunakan untuk merimbas kayu memecah ulang hingga senjata
3) Kapak penetak
- Bentuknya mmirip kapak perimbas
- Kapaak penetak digunakan unuk membelah kayu pohon dan bambu
4) Pahat genggam
-
Bentuknya lebih kecil dibandingkan yang lain
-
Pahat genggam digunakan untuk mrnggrmmbukssns tanah dan
menggali umbi - umbian
Kebudayaan
ngandong
- Hasil kebudayaan ngandong d temukan di desa ngandong
- Kebudayaan ngandong ada umumnya aalat –alat yang terbuat dari tulang
beluang hewan
- Alat tulang hewan tersebut, Alat penusuk atau belati, Mata tombak dari duri
ikan, Alat serpih (flakes)
2. Zaman Batu Madya (Mesolitikum)
- Mesolitikum berasal dari dua kata yaitu meso yang artinya tengah dan lithos
yang artinya batu.
- Merupakan masa peralihan yang ditandai dengan keberadaan alat-alat yang
sudah mulai haus dengan permukaan alat yang sudah diolah.
Ciri khas kebudayaan mesolitikum
- Ciri kehidupan pada zaman mesoitikum masih bersifat berburu dan meramu. Nmun
sebagian manusia purba sudah menetap sementara didalam gua-gua
- Abris sous roche: salah satu ciri kebudaan mesolitikum adalah gua-gua
tempat tinggal manusia purbaatau di sebut kebudayaan Abris sous roche (gua)
- Kjokenmodinger: manusia mpurba mennggalkan sampah dapur berupa kulit kerang
dan siput yang menumpuk seperti bukit. Sampah dapur tersebut disebut kjokenmodinger di temukan di sumatera. Kjokenmodinger
merupakan ciri khas kebudayaan mesolitikum.
Kebudayaan mesolitikum
Berdasarkan bentuk dan bahan peralatan yang digunakan pada zaman mesolitikum
van stein callenfels membagi kebudayaan mesolitikum menjadi tiga yaitu:
- Kebudayaan tuang sampung : menghasilkan peninggalan berupa alat-alat yang terbuat dari tulang, ditemukan di desa
sampang jawa timur tepatnya di gua lawa.
- Kebudayaan toala: peninggalannya berupa mataq panah atau alat serpih
bergerigi, ditemukan di lumancong sulawessi selatan.
- Kebudayaann kapak genggam sumatera: peninggalan berupa kapak genggam di
daerah sumatera
3. Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Neolitikum berasal dari dua kata yaitu neo yang artinya
baru lithos yang artinya batu. Merupakan zaman batu baru dan ditandai dengan
pembuatan alat-alat batu yang sudah di asah sehingga memiliki permukaan yang
sangat halus.
Perkembangan kebudayaan neolitikum
- Perkembangan kebudayaan neolitikum didukung oleh peranan ras proto melayu yang
bermigrasi dari yunan cina selatan ke indonesia.
- Ras proto melayu masuk ke wilayah indonesia membawa 2 hasil kebudayaan yang
menjadi ciri khas kebudayan neolitikum.
Kedatangan ras proto melayu
Kedatangan ras proto melayu ke indonesia dilakukan melalui dua jalur, yaitu
jaur barat dan jalur timur:
1. Jalur barat :
- Migrasi ras proto melayu ke indonesia melalui jalur barat membawa hasil
kebudayaan kapak persegi.
- Ras proto melayu melakukan pejalanan dai yunan melalui semenanjung malaya
menuju kesumatera dan menyebar keseluruh wilayah indonesia, yaitu jawa ,kalimanan,
sulawesi dan nusatenggara
2. Jalur timur
- Migrasi ras proto melayu keindonesia melalui jalur timur membawa hasil
kebudayaan kapak lonjong,
- Ras proto meayu melakukan perjalann dari yunan melalui telun tonkin menuju
taiwan, lalu filipina, dan menyebar ke suawesi utara, maluku hingga ke papua.
Hasil kebudayan
neolitikum
-
Alat-alat dari batu obsidian yang ditemukan di wilayah
jambi, garut, minhasa dan flores
-
Mata panah yang banyak ditemukan di wilayah jawa timur
-
Gerabah yang terbuat dari tanah liat d temukan di
banyuwang, bogor, tanggerang, sulawesi, dan
minahasa.
4. Megalitikum
- Megalitikum berasal dari dua kata yaitu mega yang berarti besar lthos yang
berarti batu.
- Merupakan zaman batu besar yang menghasilkan benda-benda atau bangunan dari
batu dengan ukuran yang sangat besar
- Merupakan zaman khusus yang sejajar dengan zaman neolitikum dan berkembang
pesat hingga zaman logam.
Fungsi hasil
kebudayaan megalitikum
Biasanya hasil kebudayaan megalitikum digunakan
sebagai sarana untuk kegiatan religius yaitu sarana menghormati dan pemujaan
terhadap roh nenek moyang.
Hasil kebudayaan
megalitikum
Ingat !!!
Me-do-sa-pu-ku-wa
Menhir, dolmen, sarkofagus, punden berundak, kubur
batu, waruga.
11. Menhir
yaitu tiang atau tugu batu yang terbuat dari
batu tunggal.
Fungsi Menhir :
a)
sebagai sarana pemujaan
terhadap arwah nenek moyang
b)
sebagai tempat memperingati
seseorang (kepala suku) yang telah meninggal, dan
c)
Sebagai tempat menampung
kedatangan roh. Banyak di temukan di pasemah sumatera selatan
22. Dolmen
akan meja batu sebagai tempat sesaji. Ada dolmen
yang berkakikan menhir seperti yang ditemukan di Pasemah, Sumatera Selatan. Ada
pula dolmen yang juga digunakan sebagai kubur batu, seperti yang ditemukan di
Bongsowo dan di Merawan Jember, Jawa Timur.
33. Sarkofagus
atau keranda adalah peti jenazah yang terbentuk seperti palung atau lesung, tetapi
mempunyai tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di Bali dan di Sumbawa Barat
44. Punden
Berundak merupakan bangunan pemujaan yang bertingkat-tingkat (berundak-undak).
Tempat pemujaan ini banyak ditemukan di daerah Cisolok, Sukabumi dan lampung.
55. Kubur
peti batu adalah peti jenazah yang terpendam di dalam tanah berbentuk persegi
panjang dan sisi-sisinya dibuat dari lempengan-lempengan batu. Kubur peti batu
banyak ditemukan di Kuningan,
6. Waruga
adalah peti jenazah kecil yang berbentuk kubus dan ditutup dengan batu lain
yang berbentuk atap rumah. Waruga banyak sitemukan di Minahasa
B.
Zaman logam
Zaman logam dibagi menjadi tiga :
1. Zaman Tembaga :
Di Asia Tenggara termasuk Indonesia tidak mengenal zaman tembaga
2. Zaman Perunggu:
Zaman ini sudah ditemukan perpaduan timah dan tembaga.
Pengecoran logam dilakukan
dengan dua teknik yaitu :
a.
Teknik Bivalve (cetakan
setangkup)
Yaitu menggunakan dua cetakan yang dirapatkan. Keuntungan cetakan
biasa dipakai berkali-kali namun hasilnya kurang halus jika dibandingkan dengan
teknik A cire Perdue.
b.
Teknik A Cire Perdue (Cetakan
lilin)
Diawali dengan pembuatan dengan lilin kemudian dibalut dengan tanah
liat sebagai cetakan. Jika sudah kering dibakar sehingga lilin akan keluar
melalui lubang, cetakan siap digunakan dengan cara menuangkan logam cair
melalui lubang, jika sudah dingin cetakan dipecah.Keuntungannya hasil cetakan
lebih halus, tapi cetakan sekali pakai.
Contoh-contoh
kebudayaan Hasil perunggu :
1.
Kapak corong (kapak sepatu )
Yaitu kapak
yang bagian atasnya berbentuk corong untuk tempat tangkainya. Kapak ini banyak
ditemukan di Jawa, Bali, Sumatera Selatan, Selayar, dan dekat Danau Sentani
(Papua), Sulawesi Tengah dan Selatan. Ada kapak corong yang salah satu sisinya
memanjang disebut dengan candrasa kegunaanya untuk tanda kebesaran dan
upacara
2.
Nekara
-Nekara adalah genderang besar berpinggang di tengahnya atasnya
tertutup digunakan untuk upacara meminta hujan. Tempat penemuaannya Jawa, Bali,
Sumatera, Roti, Selayar, Kepulauan Kei, Nekara yang kecil disebut Moko
(ditemukan di Alor)
3.
Bejana Perunggu
Bejana perunggu berbentuk bulat panjang seperti periuk tetapi
langsing ditemukan di Kerinci (Sumatera Barat) dan di Madura.
4.
Arca Perunggu
Arca-arca ini
berbentuk manusia maupun binatang. Tempat penemuannya di Bangkinan (Sulawesi
Selatan). Riau, dan Limbangan (Bogor)
5.
Perhiasan
Gelang,kalung,anting-anting,cincin. Di temukan di Anyer (Banten), Plawangan (Rembang
Jateng), Gilimanuk (Bali), Melolo (Sumba)
6. Benda-benda
Lain
Dari perunggu misalnya senjata, mata pancing, ikat pinggang dan
penutup lengan.
Manusia pendukung Budaya Perunggung
Pendukung utama kebudayaan perunggu di Indonesia adalah Deutro
Melayu (Melayu Muda) berasal dari Asia Tenggara Daratan. Mereka membawa budaya
Dongson (Vietnam)
Sosial Budaya
Kehidupan manusia pada zaman logam berada di
perkampungan-perkampungan yang sudah terpimpin berada di daerah pegunungan,
dataran rendah dan tepi pantai.
Mata Pencaharian
Mata pencaharian zaman logam adalah pertanian (berladang dan
bersawah) hidup berburu masih dilakukan. Kemauan yang dicapai pada zaman logam
ini sangat pesat, kegiatan semakin komplek, sehingga perlu dilakukan pembagian
kerja berdasarkan keahliannya masing-masing
3. Zaman Besi
Perlu ditegaskan bahwa timbulnya
zaman logam bukan berarti berakhirnya zaman batu karena pada zaman logampun
alat-alat dari batu semakin berkembang, bahkan sampai sekarang. Sesungguhnya
nama zaman logam hanya untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari
logam telah dikenal dan digunakan secara dominan. Sedangkan zaman besi segera
menyusul zaman perunggu, lebih-lebih bahwa alat dari besi banyak ditemukan dari
zaman sejarah. Kebudayaan perunggu sering juga disebut sebagai kebudayaan
Dongson, diambil dari nama daerah asal kebudayaan Indo China.
Komentar
Posting Komentar