PERADABAN MESOPOTAMIA



PERADABAN MESOPOTAMIA

Peradaban berasal dari bahasa latin Civitos yang artinya kota. Peradaban dimulai ketika orang-orang telah menetap dan membentuk kelompok besar.  Peradaban awal atau peradaban kuno adalah sebutan untuk suatu tingkat kebudayaan yang sudah tinggi dari bangsa-bangsa di dunia pada masa sebelum masehi.

Pengertian Peradaban Menurut Arnold Toynbee. Menurut Arnol Toynbee dalam bukunya “The Disintegrations of Civilization” dalam Theories of Society, (New York, The Free Press, 1965), hal 1355 menyatakan peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi.

Ciri-Ciri Umum Sebuah Peradaban Adalah Sebagai Berikut.
·         Masyarakat sudah mengenal lapisan sosial
·          Sistem pemerintahan yang tertip karena terdapat hukum dan peraturan.
·         Berkembangnya beragam ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih maju seperti astronomi, kesehatan, bentuk tulisan, arsitektur, kesenian, ilmu ukur, keagamaan, dan lain-lainnya,
·         Sudah ada ragam pekerjaan  dalam masyarakat

Letak Geografis Peradaban Mesopotamia
Peradaban Mesopotamia berkembang di tanah pertanian yang subur di antara dua aliran sungai besar, Eufrat dan Tigris, di wilayah Asia Barat, atau di daerah yang kini menjadi Republik Irak (dan sebagian menyentuh wilayah Suriah dan Iran). Dalam Bahasa Yunani, kata Mesopotamia berasal dari kata mesos yang artinya 'tengah' atau 'diantara', dan potamos yang berarti 'sungai'. Dengan demikian, secara harfiah mesopotamia berarti diantara sungai-sungai.
Mesopotamia diyakini sebagai pusat peradaban kuno tertua di dunia. Bangsa Sumeria merupakan bangsa yang pertama kali mendiami Mesopotamia. Sekitar tahun 3000 SM, mereka berhasil membangun 12 Kota Utama, diantaranya UR, Uruk, Kish, dan Nippur. Sungai Tigris yang panjangnya mencapai 2.045 KM dan Sungai Eufrat dengan panjang 2.815 KM ini membentuk daerah pertanian yang subur, membentang dari Laut Tengah sampai ke Teluk Persia. Oleh karena itu, daerah ini sering dijuluki dengan istilah daerah bulan sabit yang subur (the fertile crescent).

Kondisi Alam Peradaban Mesopotamia
Selain subur, secara geografis daerah Mesopotamia merupakan wilayah yang terbuka. Tidak ada benteng alam yang dapat melindungi daerah ini dari pedudukan dan invasi bangsa-bangsa lain yang tertarik akan kesuburan tanahnya serta letaknya yang strategis di dekat sumber air. Oleh karena itu, untuk melindungi diri dari serbuan bangsa-bangsa lain, penduduk awal Mesopotamia, yaitu Bangsa Sumeria, membangun benteng yang di luarnya diberi parit-parit lebar yang dialiri air.
Kendati demikian, sejarah mencatat bahwa benteng-benteng buatan itu tetap tidak dapat mencegah invasi berbagai bangsa-bangsa asing yang silih berganti menguasai wilayah ini, berturutu-turut Akkadia, Guti, Elam, Amori, Asyur (Asiria), Khaldea, Persia dan Macedonia ( Yunani ). Masing-masing penguasa mendirikan kota-kota terkenal diantaranya Babilon (oleh bangsa Amori), Niniwe (oleh bangsa Asyur) dan Selelukia  (oleh negara Macedonia ).

Bangsa Sumeria
Bangsa sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban mesopotaia. Yang merupakan penduduk asli daerah mesopotamia. Banga sumeria menetap di mesopotamia sudah sejak 5300 SM yang dinamakan periode ubaid.

Periode Ubaid (±5300 – 4000 SM)
Berdasarkan hasil temuan dan penelitian para ahli arkeologis, bangsa Sumeria pertama kali mendiami wilayah Ubaid (Al-Ubaidi, Irak, sekarang), antara 5300 – 4000 SM, oleh karena itu masa ini dinamakan Periode Ubaid. Inilah masa prasejarah Mesopotamia. Pada masa ini, bangsa Sumeria tinggal dalam pemukiman – pemukiman besar serta memiliki kemampuan – kemampuan seperti membangun jaringan – jaringan kanal yang luas untuk mendukung kegiatan pertanian, membuat bangunan (rumah) dari bata lumpur berbentuk empat persegi panjang, menyamak kulit, membuat tembikar warna – warni, dan membuat sabit dari tanah liat yang dibakar dengan api yang sangat panas. Pada periode ini mereka sudah bisa membuat roda dari tanah liat.
Sebagian besar bangsa Sumeria awal merupakan para petani, namun ada juga yang beternak dan menjadi nelayan. Ternak – ternak mereka konon digembalakan hingga wilayah Turki di utara dan Pegunungan Zagros (wilayah Iran sekarang) di selatan.

Periode Uruk (±5300-4000 SM)
Perode selanjutnya adalah Periode Uruk (± 4000 – 3100 SM). Periode ini ditandai dengan munculnya kehidupan urban (kota) di Mesopotamia dalam bentuk munculnya negara – negara kota dan organisasi pemerintahan. Hal ini dapat diketahui dari ditemukannya mangkuk tanah liat yang diproduksi masal. Penggunaan cap silinder telah dikenal pada periode ini. Pada akhir periode ini, muncul bentuk awal huruf kuneiform atau huruf paku berbentuk gambar (piktograf).

Periode Jamdet Nasr (±3100-2900 SM)
Pada periode ini, bangsa Sumeria sudah mampu membuat tembikar berglasir monokrom dan polikrom. Selain geometris, desainnya figuratif dengan tampilan gambar pohon dan binatang seperti burung, ikan, kambing, kalajengking dan ular. Tembikar ini sangat jarang ditemukan, dan terutama hanya ditemukan pada bangunan – bangunan besar yang terletak di wilayah pusat pemukiman, yang dimungkinkan tembikar ini dimiliki oleh orang – orang berstatus tinggi.
Selain tembikar, kuneiform juga mengalami perkembangan yang pada awalnya berbentuk piktograf (berbentuk gambar), pada Periode Jamdet Nasr telah dikembangkan menjadi bentuk yang lebih sederhana dan abstrak. Pada awalnya, kuneiform hanya digunakan sebagai pencatatan hasil panen, barang – barang, dan binatang piaraan, pada periode dinasti (Kerajaan Sumeria) kemudian kuneiform digunakan sebagai tulisan resmi dalam pemerintahan -termasuk untuk menulis daftar raja – raja yang memerintah – kegiatan ritual, distribusi pangan, dan lain – lain.

Bangunan – bangunan tersentralisasi, pada salah satu kuneiform yang ditemukan menunjukkan tentang tata kehidupan bersama, dan segel atau cap berbentuk silinder yang ditemukan di Situs Jamdet Nasr yang menunjukkan pemukiman yang sangat terorganisasi. Diperkirakan telah ada semacam “pemerintahan pusat” yang mengatur semua aspek kehidupan ekonomi, dari bidang kerajinan, pertanian hingga penghitungan panen. Sistem pertanian mengandalkan pertanian subsisten atau hanya mencukupi kebutuhan penggembalaan ternak seperti kambing dan biri – biri, serta perdagangan menggunakan sistem barter dalam skala kecil. Dengan hasil yang melimpah, bangsa Sumeria pada tahun 3000 SM berhasil mendirikan 12 kota besar, semacam negara kota, diantaranya Ur, Uruk, Lagash, Nippur, Girsu dan Eridu. Nippur dan Girsu dikenal sebagai kota keagamaan.

Negara – negara kota ini selanjutnya berkembang semakin kompleks dan maju. Pada perkembangannya muncul pemimpin semi-raja yang disebut ensi atau penguasa negara – negara kota yang diwariskan secara turun temurun. Disisi lain, pemanfaatan irigasi dilakukan secara maksimal sehingga seringkali terjadi surplus pangan. Bangunan – bangunan besar juga banyak didirikan. 

Pada sekitar tahun ±2600 SM, negara kota seperti Kish, Ur, Uruk, Lagash dan Nippur paling menonjol jika dibandingkan dengan negara kota lainnya. Penguasan dari negara – negara kota ini kemudian saling memperebutkan pengaruh (hegemoni) dan berambisi menjadi pemimpin bangsa Sumeria. Dari siniliah kemudian muncul dinasti awal Sumeria yakni penguasa negara kota yang menjadi raja dan menjadikan negara – negara kota yang kalah menjadi bawahannya. Perlahan–lahan, system kerajaan pun terbentuk. Raja – raja bangsa Sumeria silih berganti hingga pada masa pemerintahan Raja Lugal-Zage-Si dari Uruk (±2350-2330 SM), Sumeria dikuasai Akkadia dibawah penaklukan Raja Sargon Agung yang memerintah Sumeria ±2330 – 2275 SM


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBUDAYAAN BACSON HOABINH, DONGSON,SA HUYNH DAN INDIA

Kehidupan Awal Masyarakat di Kepulauan Indonesia